Prospek seorang Announcer. Part 2 - So Behind The Microphone

Headlines Articles

Sunday, October 9, 2011

Prospek seorang Announcer. Part 2

Pada suatu hari ketika sedang mengantri di SPBU, secara tak sengaja terdengar percakapan dua orang. Orang pertama bertanya, “Kerja di mana, Mas?”. Orang ke dua menjawab, “Di radio”. Orang pertama langsung menukas, “Ooo, penyiar ya?”. Seandainya pada percakapan kedua orang tersebut di atas si orang kedua menjawab, “Saya kerja di stasiun TV“, maka sambutan si orang pertama bukan, “Oo Penyiar ya?“, melainkan “Sebagai apa atau di bagian mana?“. Memang istilah Penyiar, bagi masyarakat umum sangat lekat dengan Radio Siaran. Namun sayangnya persepsi masyarakat tentang pekerjaan Penyiar Radio adalah identik dengan profesi yang kerjanya hanya cuap-cuap, bercanda, dan pasang lagu. Padahal banyak sekali ketrampilan yang juga membutuhkan kecerdasan otak kalau benar-benar ingin menjadi penyiar yang profesional. Tahukah Anda bahwa salah satu orang terkaya di dunia adalah seorang penyiar.

Lebih Jauh Tentang Penyiar

Penyiar sendiri sebetulnya banyak sekali ragamnya, walaupun secara selintas seolah-olah sama saja apa yang dilakukannya (yaitu ngomong). Pada intinya profesi penyiar itu ibarat pekerjaan seorang aktor, dimana untuk suatu cerita tertentu diperlukan aktor dengan ketrampilan acting yang kuat untuk memerankan suatu tokoh tertentu. Makin pintar dan bervariasi kemampuanacting-nya maka makin seringlah aktor tersebut mendapatkan peran. Penyiarpun demikian dengan kekuatan ketrampilan berbicara yang beragam. Misal, si A memiliki kemampuan untuk menjadi Penyiar Berita alias Newscaster, tetapi si A tidak bagus (dan tak mampu) untuk menjadi “Host/Pembawa AcaraVariety Show ataupun sebagai Quiz Master”. Sebaliknya juga demikian misal, Tantowi Yahya seorang pembawa acara quiz belum tentu mampu menjadinewscaster/pembaca berita.

Dengan adanya ketrampilan-ketrampilan khusus yang dikuasainyalah, biasanya seorang penyiar mendapatkan penugasan untuk membawakan acara tertentu.

Beberapa pekerjaan berbicara dengan ketrampilan-ketrampilan khusus antara lain: membawakan acara musik, menjadi MC, membaca iklan, berwawancar/talk-show, moderator, quiz-master, menjadi reporter, suara-peran (acting voice), newscaster, sportcaster, weatherman, melakukan monolog, melakukan dialog, mempresentasikan, dll. Pada intinya tanggung jawab seorang penyiar adalah menyajikan itu semua, yang secara artistik terdengar indah memuaskan, secara teknis sangat terampil sehingga pesan mudah dipahami oleh pendengar, dan secara etika tetap terkendali sehingga tidak ada yang merasa tersinggung dan terlanggar harga dirinya.

Kedudukan dan Jenjang Struktural dalam Organisasi Stasiun

Penyiar sebenarnya adalah suatu profesi tersendiri dengan keahlian tersendiri. Maka ibarat seorang aktor, sesungguhnya ia disewa (dibayar) untuk keahliannya itu. Karir seorang penyiar biasanya bukanlah melalui jalur struktural melainkan jalur profesional. Misal, seorang Oprah Winfrey, seumur hidupnya adalah seorang penyiar. Dengan keahliannya yang luar biasa, ia mempesona jutaan orang di dunia melalui talkshow-nya yang disiarkan oleh jaringan TV ABC di Amerika Serikat.

Walau begitu, bukannya tidak mungkin seorang penyiar berkarir secara struktural dalam organisasi perusahaan yang sama. Namun tentu saja si penyiar harus terus “menambah ilmunya“, bukan hanya dalam keahlian/ketrampilan berbicara saja, melainkan menyangkut bidang-bidang lain yang dibutuhkan untuk memimpin dan mengelola sebuah Broadcasting Company.

Struktur organisasi sebuah broadcasting company sangat bervariasi, mulai darismall market station (stasiun untuk kota kecil), big market station (stasiun untuk kota besar) sampai network station (stasiun berjaringan) ataupun ada juga yang saking besarnya memisahkan diri karena sudah menjurus menjadi content provider (yaitu perusahaan yang memproduksi acara siaran saja untuk dijual kepada stasiun ataupun pengiklan/sponsor).

Dalam Broadcasting Company, para penyiar umumnya selalu didudukkan di bawah Departemen Program, sehingga ia menerima “perintah” dari Program Director dan wajib melaporkan hasil pekerjaannya kepada Program Directoratau orang yang diberi kewenangan untuk itu oleh Program Director. Berdasarkan perintah Program Director, seorang penyiar bisa ditugaskan untuk membawakan sebuah acara. Kalau itu dilakukan, maka artinya khusus untuk acara tersebut “komando” akan datang dari produser atau pengarah acara, dan penyiar harus tunduk pada komando tersebut. Program Director juga bisa menugaskan penyiar menjadi pembaca berita atau reporter berita. Kalau itu dilakukan, maka artinya dalam pekerjaan bidang pemberitaan tersebut si penyiar akan menerima “komando” dari News Director/Kepala Pemberitaan.

Karena penyiar berada di Departemen Program, maka karir struktural seorang penyiar akan merambah dari situ pula (ingat, setiap jenjang kenaikan tidak otomatis karena masa kerja, namun didasarkan atas kapabilitasnya). Seorang penyiar pemula (dengan kapabilitas dasar) yang baru masuk biasanya hanya akan menjadi “continuity announcer” (penyiar perantara yang hanya membacakan teks pendek tertentu). Kemudian kalau ia bagus, maka ia bisa menjadi junior announcer (biasanya bertugas mengantarkan acara rangkaian lagu-lagu saja). Lalu ia bisa meningkat menjadi announcer (membawakan acara dengan variasi pembicaraan yang lebih kompleks). Setelah itu ia dapat meningkat menjadi “live reporter”, kemudian meningkat lagi menjadianchorperson (menjadi host acara-tetap tertentu yang menjadi andalan stasiun ataupun Newscaster ataupun Sportcaster).

Biasanya seorang penyiar yang sudah menjadi Anchorperson sudah memiliki kemampuan memproduksi acara. Oleh karena itu karir selanjutnya adalah menjadi Pengarah Acara dan Produser, selanjutnya kalau ia bagus, ia dapat menjadi Production Manager. Ketika mempunyai titel manager, maka “ilmu manajemen” harus mulai dimilikinya pula. Seorang production manager yang membawahi beberapa produser yang menangani berbagai acara, bertugas memenuhi materi siaran atau acara-acara yang diminta oleh si pengatur strategi bernama “Program Director”. Production Manager dengan kemampuan analisa, ditambah dengan sedikit wawasan marketing, akan dapat meningkat menjadiProgram Director, dan lebih tinggi lagi kelak dapat menjadi General Managerdst.

Jalur Profesional

Kalau pilihannya adalah jalur profesional maka puncaknya adalah keterkenalan Anda sebagai penyiar ataupun pembawa acara khusus seperti Oprah Winfrey, Jay Leno, dsb., atau kalau di Indonesia mungkin quiz-master Tantowi Yahya.

Oprah Winfrey merintis kariernya dengan menjadi penyiar radio WVOL di Nashville tahun 1976, lalu pindah dan meningkat menjadi Reporter di WTVF. Kemudian ia kuliah mengambil jurusan Speech Communications & Performing Art di Tennessee State University. Ia pun pindah kerja dan meningkat lagi profesinya menjadi co-host acara “People are Talking” sekaligus sebagaiNewscaster di WJZTV. Setelah lulus, ia pindah ke Chicago, menjadi host acara “AM Chicago” dari WLSTV. Acara inilah yang menjadi cikal bakal acara “The Ophrah Winfrey Show” yang melambungkan namanya, dan membuat Oprah Winfrey tercatat sebagai salah satu wanita (penyiar) terkaya di dunia versi Forbes Magazine

No comments:

Post a Comment