Saat jumlah pendengar Radio anda menurun - So Behind The Microphone

Headlines Articles

Saturday, October 13, 2012

Saat jumlah pendengar Radio anda menurun

Pernah saya datang ke kota Semarang kunjungan tugas bagi salah satu klien saya sebuah stasiun radio (sebut saja Radio "MFM") 2010. Ketika itu saya masih bekerja memimpin sebuah perusahaan broadcast management company. Klien saya mengeluhkan bahwa jumlah pendengarnya tak tumbuh sementara pesaingnya, sebuah radio yang lebih muda usianya dengan cepat telah mengalahkan posisinya. Padahal pesaing tersebut hanya "meng-copy" acara mereka. Demikian duduk persoalannya.

Sebagaimana biasa yang saya lakukan apabila akan menganalisa masalah adalah dengan datang diam-diam ke kota itu (dalam hal ini Semarang) lalu tinggal di sebuah hotel yang lokasinya tak terlalu jauh dengan radio "M". Saya sengaja datang dengan diam-diam agar klien saya tetap melaksanakan siaran seperti biasanya (tidak dibagus-baguskan), dan selama itu (biasanya tiga hari) saya me-monitor siaran mereka dan juga siaran dari radio-radio lain pesaingnya (juga beberapa bagian saya rekam), dari jam 06.00 sampai jam 24.00. Saya kemudian akan membuat catatan tentang siaran-siaran itu dari menit ke menit.

Setelah selesai melakukan monitoring, barulah saya datang ke lokasi pusat siarannya (studio) meninjau keadaan teknis peralatan studio; transmitter set; dan antenna set. Setelah itu saya akan berbicara dengan pimpinan dan stafnya serta mengamati cara kerja mereka. Jadi kira-kira lima hari saya habiskan hanya untuk memeriksa dan mencari tahu di mana letak permasalahan.

Acara dan Penyiar

Umumnya kalau pendengar kita berkurang atau pindah ke stasiun radio lain, maka lumrahlah kalau kita menduga bahwa acara kita atau penyiarlah yang perlu dikoreksi. Apalagi menurut klien saya dan sesuai pula dengan hasil bertapa monitoring di hotel seperti di Semarang, memang radio pesaing hanya meniru saja apa yang telah sukses dilakukan oleh radio "M". Dalam kasus ini, satu penyiar andalan radio "MFM" memang dibajak ke stasiun radio pesaing, sehingga kemungkinan besar pendengar loyal mereka ikut terbawa oleh si penyiar.

Walaupun begitu masih ada satu pertanyaan tersisa dalam pikiran saya, "Mengapa ketika si penyiar tersebut belum dibajak, pendengar radio "M" juga tidak bertambah, sementara setelah ia berada di radio pesaing pendengar radio itu tumbuh pesat?"

Saya sendiri berpendapat bahwa banyak hal yang harus dilakukan dari sisi programming radio MFM ini, termasuk meningkatkan ketrampilan SDM-nya di bidang broadcasting. Namun saya tidak mau melakukan itu dulu sebelum mendapat kepastian, apa sebabnya radio pesaing yang hanya "peniru acara" malah mampu mengalahkan "MFM", bahkan sebelum penyiar andalannya dibajak pun jumlah pendengar "MFM" tidak tumbuh, sementara pesaing dengan menggunakan penyiar itu juga justru semakin cepat perkembangan jumlah pendengarnya.

Keliling Kota dan Wilayah Sekitar

Saya berpikir pastilah ini karena masalah daya pancar. Di radio mobil klien saya sudah preset frekuensi MFM dan frekuensi radio pesaing-pesaing. Kemudian kita berkeliling ke seluruh pelosok kota sampai ke perbatasan sepanjang pesisir utara maupun ke selatan. Ternyata setiap kita memindah-mindahkan tombol preset di radio mobil klien saya, penerimaan level volume di setiap spot relatif sama kuat antara MFM dengan radio-radio lain. Wah hampir putus asa juga... jadi apanya dong?

Tombol Scan di Radio Set Mobil

Lalu ketika ingin menekan tombol preset untuk memindahkan frekuensi dari radio pesaing ke frekeunsi MFM entah kenapa tangan saya justru memencet tombol "scan", dimana secara otomatis pada setiap frekuensi radio lainnya scanner akan berhenti dan tuning-in. Tetapi justru ketika tiba pada frekuensi radio MFM, radio set tersebut tidak berhenti dan tuning-in, melainkan lewat saya dan baru berhenti pada frekuensi radio lain yang juga pesaing. Saya coba lagi berkali-kali bahkan ketika semakin mendekati lokasi pusat siaran MFM, tetap saja scan tidak berhenti pada frekuensi MFM. Maka yakinlah saya, "Ini dia... horeee... akhirnya ketemu juga jawabannya."

Signal Pancaran

Signal pemancar stasiun kita merupakan hal yang paling utama, karena melalui signal-lah acara-acara siaran kita bisa sampai ke hadapan pendengar. Artinya sebagus apapun acara Anda tetapi kalau pendengar susah menangkap signal anda, maka jumlah pendengar radio anda tidak akan tumbuh.

Kebanyakan teknisi men-set signal FM dengan mengoptimalkan modulasi (audio) terhadap carrier-nya (RF Signal). Memang logikanya, kalau modulasi maksimal maka suaranya terdengar keras. Hal ini benar sekali, jikalau Anda siaran dengan pemancar AM (Amplitude Modulation) dikarenakan karakteristiknya memang seperti itu. Tetapi kalau siaran pada frekuensi FM (Frequency Modulation), kalau anda terlalu mengoptimalkan modulasinya, maka memang penerimaan suara (volume suara) di radionya pendengar akan terdengar keras, tetapi sesungguhnya ada dampak buruknya yaitu signal frekuensi anda menjadi tidak stabil. Justru karena tidak stabil (istilahnya lari-lari) inilah yang mengakibatkan radio anda menjadi sulit diterima/ditangkap oleh pencari gelombang otomatis scanner radio set di mobil.

Bahkan kalau anda lakukan pencarian dengan manual pun tidak mudah mendapatkan "center"-nya (tidak mantap), sehingga pendengar tentu saja malas untuk perlahan-perlahan mengeluarkan ekstra tenaga hanya untuk teliti mem-pas-pas-kan ketepatan jarum gelombang.

Jadi sebenarnya itulah masalah "MFM" yang perlu diatasi dan dikoreksi terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan perbaikan dalam sisi programming.

Jadi ingat, kalau mau sukses di radio, perhatian anda harus sama kuat yaitu di satu sisi ke bidang teknik pemancar dan studio, bersamaan itu pula perhatian harus diarahkan ke bidang programming dan produksi siaran. Tidak bisa hanya mendahulukan salah satu saja lalu mengharapkan sukses.