MEDIA SAYA TIDAK DILIRIK IKLAN BESAR…. KENAPA?” Bag.II - So Behind The Microphone

Headlines Articles

Thursday, June 26, 2014

MEDIA SAYA TIDAK DILIRIK IKLAN BESAR…. KENAPA?” Bag.II



Hallo sahabat broadcast. Kembali lagi saya akan mengupas permasalahan yang saya angkat pada posting sebelumnya. “MEDIA SAYA TIDAK DILIRIK IKLAN BESAR…. KENAPA?”
Salah satu aspek yang tidak luput dari perhatian calon client baik lokal maupun nasional adalah kualitas dan kuantitas media itu sendiri. Jadi tidak ada salahnya kita mereview kembali media yang kita miliki.
“Sudah layak kah media kita menyuarakan product yang beromzet jutaan bahkan milyaran rupiah?”
Ingat legalitas Media hanya syarat formalitas untuk mendapatkan kucuran dana dari penayangan iklan client. Apa artinya segala dokumen dan perijinan serta pajak anda lengkap dan taat,tetapi media anda sangat membosankan,tidak mencerdaskan,dan memihak?
1.       Perkuat SDM
Bagi Radio atau televisi, anda bisa memperkuat kualitas dan kuantitas garda on air terdepan radio yaitu Announcer ( Penyiar ) . secara harfiah penyiar adalah sosok yang bertugas menghibur dan menyuarakan pendengar dengan informasi yang variatif dan sarat dengan intuisi. Ingat, penyiar bukan pembawa berita cuaca atau pun burung berkicau. Di blog ini sudah dibahas bagaimana menjadi penyiar yang baik.
Setelah memperkuat SDM Announcer, anda bisa menengok komponen penyangga nya. Program direct,music direct,contributor, team kreatif produksi, dan tim off air.
Ada sebuah kesalahan yang amat fatal sering terjadi dalam sebuah media, khususnya Radio. yaitu double job!!
Saya sering jalan jalan ke radio radio dan masih melihat penyiar yang malang nasibnya. Kenapa?? Penyiar tersebut masih harus siaran dengan mencari dan menyusun playlist sendiri, mencari atau membuat script dan bahan materi siar sendiri, memilih sms untuk dibacakan, menerima tellfon dalam program interaktif, dan parahnya penyiar tersebut masih harus membuat minuman sendiri! Belum berakhir disitu, mereka masih harus mengelus dada dengan honor 10.000 – 20.000/ per jam !!!
Bagaimana kita bisa menndapatkan kualitas announcer yang maksimal apabila hal sepele seperti ini dibiarkan berlarut larut? Lalu saya bertanya kepada pengelola radio tersebut. Dimana program direct dan music direct nya? Ternyata jawaban klasik saya dapatkan. Mereka merangkap sebagai penyiar juga.
Solusinya. Buat struktur kerja dan job desk masing masing. Jangan biarkan ada yang merangkap sekecil apapun job desk nya. Itu adalah hal sederhana yang sangat penting.

2.       Perkaya program
Seperti kita ketahui,ada beberapa program televisi ataupun radio bahkan harian yang menampilkan program acara yang kurang informative meskipun dari sisi entertainment cukup selling ( untuk sementara waktu) ibarat musim kacang panjang. Apakah anda pernah membanting remote televise anda karena salah satu televisi swasta di Indonesia menyiarkan program TV yang sarat dengan Goyangan yang dianggap heboh ditambah dengan bumbu bumbu gossip dimalam hari? Atau siaran berita yang memihak salah satu pihak hanya karena pemilik stasiun TV tersebut adalah politician partai tertentu? Atau anda sering memilih mematikan Radio anda karena saat tuning yang anda dapatkan hanya penyiar yang ketawa ketiwi meski sebenarnya jokes yang dilemparkan sangat membosankan?
THAT’S WAY I MEAN!!
Bagi anda yang saat ini menjabat sebagai program director,music director,Redaktur, atau bahkan announcer. Mungkin anda pernah memilih tidak memutarkan satu lagu atau memuat sebuah program yang tidak anda sukai atau anda nilai tidak “Bagus” . tenang, anda tidak sendiri, karena saya pun sekitar 15 tahun yang lalu juga sangat idealis! Menjabat sebagai program director di sebuah radio komersil dan dipercaya penuh mengelola Radio tersebut membuat saya diatas angin. Saya mengintruksikan MD untuk menghapus semua file lagu selain Genre Jazz! Saya menyusun program program sesuai ritme playlist yang disusun MD. Pagi di awali dengan Fussion jass dan malam selalu diakhiri dengan smooth jazz. Saya bahagia dan bangga dengan hasil kerja tersebut. Tapi apa yang terjadi? Client mundur secara teratur tanpa dikomando. Efek secara internal pun terjadi, pengurangan karyawan serta penghematan daya produksi dan mobilisasi yang sejatinya penting pun dikurangi hingga  50%.
Dalam arti kata, Perusahaan media tersebut hancur karena idealis yang berlebihan oleh satu pihak.  Singkat kata saya membutuhkan waktu 2 tahun untuk mengembalikan dalam keadaan normal. Tragis bukan?
Analoginya seperti ini.  Bayangkan anda sedang ingin membeli sesuatu yang anda sendiri belum tahu ingin membeli apa. Anda hanya ingin membeli dan berbelanja.  Dihadapan anda ada 2 toko. Satu toko daging dan saunya adalah Toserba ( toko serba ada ). 90 % orang akan menuju Toserba dan 10 % akan menuju toko kain. Anda pasti tahu alasannya. 90 % orang memilih toserba karena banyak sekali keinginan yang muncul untuk dibeli, dan 10 % ke toko daging karena memang membutuhkan kain bukan yang lain. Meskipun dia tahu di toserba juga menjual daging olahan.
Jadikan media anda layaknya toserba. Dan tentunya dengan komposisi yang seimbang. Anda bisa melempar kusioner. Dengan begitu anda bisa mengambil data spesifik berapa jumlah pendengar anda dari kategori usia,status social,jenis kelamin,tingkat pendidikan dan selera. Disini akhirnya anda bisa menyusun program program yang variatif dan tetap seimbang tanpa berat sebelah.



3.       Indikator
Kesuksesan sebuah media bisa dilihat dari indicator indicator baik secara alamiah maupun disusun. Apabila anda berpikir indicator program anda memiliki rating tinggi karena banyaknya sms dan telf yang masuk pada saat program interaktif, Anda salah besar! Sebelumnya sudah saya bahas mengenai hal ini. Kalau boleh saya informasikan, saya memiliki rekan yang bekerja di beberapa program TV. Saya bertanya pada mereka tentang ratting tertinggi dari beberapa program di salah satu televisi swasta. Anda pasti tidak asing mendengar program OVJ ? hitam putih ?  dari dua program ini ternyata OVJ selama beberapa tahun menduduki rating tertinggi,tapi anda tidak akan percaya apabila Hitam putih adalah program yang memiliki penghasilan tertinggi. Bagaimana itu bisa terjadi? Pertanyaan sederhana. Tingkat variatif dan informatiflah yang menentukan. Anda bisa melihat dalam program Hitam putih, sering menjadi world tranding topic dalam topic yang dibahas. Itu bisa menjadi indicator pula.